“Apakah kaum intelektual sebenarnya adalah intelektual dari kaum tersebut, dan apakah mereka telah bekerja keras dalam menyejajarkan prinsip dan masalah yang ditimbulkan oleh massa dalam aktivitas praktis mereka, sehingga menciptakan persatuan budaya dan sosial.”

(Gramsci, diterjemahkan oleh Utomo, 2013:464)

Dengan menyatakan dan mempertanyakan Gramsci menghadirkan kontradiksi dari dunia, dari manusia yang menghuninya. Kita dipancingnya untuk memahami keberadaan hegemoni sekaligus dominasi. Kita melihat kesadaran akan perbedaan. Persoalannya adalah bagaimana menjadi jembatan-jalan tengah atas semua itu.

Gramsci hadir sebagai seorang sosiolog lapangan dengan nalar sosialis-komunis untuk tidak serta-merta menghapus keberadaan kapitalisme. Justru, Gramsci menyadari kebutuhan akan kapitalisme dengan sosialis-komunis sebagai jiwa yang mendasarinya.

Penulis dengan kebebasan hegemoniknya membaca dan menerjemahkan Gramsci. Melihatnya bukan hanya sekadar pejuang politik di zaman fasis. Tetapi, justru ia melihat fasis dengan kacamata berbeda. Ia tidak membela kaum borjuis, juga tidak sekadar berpihak pada proletar. Ia adalah ia yang hidup bersama cerminannya. Mungkin, hingga saat ini.

 

 

Detail
SKU A01339
Isbn 978-623-244-843-8
Stock 100
Penerbit Anak Hebat Indonesia
Penulis Emhaf
Penyunting Herman Adamson
Ketebalan 224
Dimensi 14x20
Bahasa Indonesia
Berat : 200 gram

Terakhir Dilihat

Find Us

Anak Hebat Indonesia © 2024. web by Desktop Site