Keranjang
Masih Kosong
Kategori : | Biografi | SKU : | A01339 |
Isbn | 978-623-244-843-8 |
Stock: | 100 |
Penerbit: | Anak Hebat Indonesia |
Penulis | Emhaf |
Penyunting : | Herman Adamson |
Ketebalan : | 224 |
Dimensi : | 14x20 |
Bahasa : | Indonesia |
Berat : | 200 gram |
“Apakah kaum intelektual sebenarnya adalah intelektual dari kaum tersebut, dan apakah mereka telah bekerja keras dalam menyejajarkan prinsip dan masalah yang ditimbulkan oleh massa dalam aktivitas praktis mereka, sehingga menciptakan persatuan budaya dan sosial.”
(Gramsci, diterjemahkan oleh Utomo, 2013:464)
Dengan menyatakan dan mempertanyakan Gramsci menghadirkan kontradiksi dari dunia, dari manusia yang menghuninya. Kita dipancingnya untuk memahami keberadaan hegemoni sekaligus dominasi. Kita melihat kesadaran akan perbedaan. Persoalannya adalah bagaimana menjadi jembatan-jalan tengah atas semua itu.
Gramsci hadir sebagai seorang sosiolog lapangan dengan nalar sosialis-komunis untuk tidak serta-merta menghapus keberadaan kapitalisme. Justru, Gramsci menyadari kebutuhan akan kapitalisme dengan sosialis-komunis sebagai jiwa yang mendasarinya.
Penulis dengan kebebasan hegemoniknya membaca dan menerjemahkan Gramsci. Melihatnya bukan hanya sekadar pejuang politik di zaman fasis. Tetapi, justru ia melihat fasis dengan kacamata berbeda. Ia tidak membela kaum borjuis, juga tidak sekadar berpihak pada proletar. Ia adalah ia yang hidup bersama cerminannya. Mungkin, hingga saat ini.