Keranjang
Masih Kosong
Kategori : | Ilmu Sosial & Sejarah | SKU : | A01599 |
Isbn | 978-623-400-333-8 |
Stock: | 10 |
Penerbit: | Anak Hebat Indonesia |
Penulis | Zulfan Arif |
Penyunting : | Herman Adamson |
Penerjemah : | - |
Ketebalan : | 256 |
Dimensi : | 14x20 |
Bahasa : | Indonesia |
Berat : | 300 gram |
SINOPSIS :
Lahirnya perselisihan antara Pandawa dan Kurawa itu dimulai saat masa muda orangtua mereka. Pandu, ayah dari Pandawa dan Destarata, kakak Pandu yang buta serta ayah dari Kurawa. Di sisi lain, Pandu sebelum menikah bersama Dewi Kunti. Dewi Kunti sudah menerapkan mantra pada Dewa Matahari untuk dikaruniai keturunan, lahirlah Karna yang kemudian dibuang oleh Dewi Kunti, dan ditemukanlah Karna oleh kusir kereta. Selepas Pandawa dan Kurawa menginjak dewasa mulai muncul persaingan untuk memperebutkan tahta kerajaan. Hingga akhirnya terjadi permainan dadu yang membawa Pandawa dan Kurawa berperang.
Dari permainan dadu tersebut, Kurawa dan Pandawa harus menanggung risiko dalam perang saudara tersebut. Di mulai dengan Pandawa yang haruse menjalani hukuman pengsingan di hutan sebagai rakyat jelata di Kerajaan Wirata. Namun, setelah masa hukuman berakhir, para Kurawa menolak mengembalikan hak-hak para Pandawa. Sebenarnya Yudhistira (Saudara sulung dari Pandawa), hanya menginginkan 5 desa saja untuk dikembalikan ke Pandawa bukan keseluruhan wilayah kerjaan. Tetapi Kurawa tidak sudi memberikan satu jengkal tanah ke Pandawa. Akhirnya keputusan diambil lewat perang Baratayudha yang tidak dapat dihindari lagi.